PENGANTIN HUJAN
Ji, inikah akhir dari segala monolog panjang tentang
kisah perjalanan cinta kita.
Sebuah pesta sederhana tersaji sebagai jamuan ala kadarnya.
Sedang dilluar,
langit membentuk gumpalan air hujan menyambut pesta yang akan segera digelar.
Tentu saja pesta ini sebagai jawaban keakuan
cinta kita.
Akh, tak mengapa.
Biarlah.
Biar, basah.
Ya, seperti
hatiku basah dan tenggelam dalam rona bahagia yang tak terlukiskan saat terucap syahadat cinta didepan penghulu dan wali
pernikahan kita.
Ya, ya, ya,
aku lupa Ji, bukankah kita sepasang kekasih hujan
yang sedang dipersiapkan duduk dipelaminan untuk menjadi pengantin hujan?
Haha, terlalu aku mendramatisir keadaan.
Tapi Ji, inilah kenyatannya. Malam ini Multatuli, Kota kelahiranku sedang berpesta.
Pesta sakral tentang sebuah kalimat yang melafalkan janji sehidup semati antara
kita. Dan bukankah ini mimpi kita, Ji?????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar