Senin, 15 April 2013

Hanya Tentangmu, Ji.....!!!!!!!!


At my sweet home, 0:46 Wib, 10 Juli 2012

          Pertengahan Mei, menjadi musim semi yang paling  indah dihatiku Ji. Meski aku tahu di Kota ini kita tidak pernah mengenal musim itu dan  hanya mengenal musim panas. Tapi, menatap wajahmu semua musim berubah teduh menyejukan.
Aaaaaakh, senyumu, Ji. Membuat hatiku berfatwa aku menyukaimu sejak awal pertemuan malam itu.
Dan di antara 13 anak tangga dan 14 Mei. Aku menyukaimu, tanpa harus ku kenal siapa dirimu.
Sial bukan????
Betapa tidak, tanpa usaha apa pun, kau sudah memenangkan hatiku.
CUKUP, Ji.
          Mata mu sifit namun sorotnya tajam, rahangmu kekar namun terasa halus  dengan senyum hangat yang kau tawarkan. Bibirmu indah  sedikit tipis memerah dengan hiasan tailalat di bawah bibir kirimu. Akh, kamu begitu sempurna Ji. Sempurna bukan dari fisikmu, tapi aku mampu menilai hadirmu melebihi lelaki manapun yang jauh lebih indah yang pernah kulihat di pelataran sudut Kota ini.
          Kota yang beberapa tahun kedepan  akan  menjadi persinggahanku untuk mewujudkan mimpi masa kecilku. Mimpi yang mendorongku untuk siap tinggal jauh dari pengawasan kedua orangtuaku. Kota yang memisahkanku dengan nyala lampu patromak dan wajah cantik artis ibu kota yang kulihat suram dilayar televisi hitam putih milik tetangga.
Kota yang akan membuktikan, aku bukan lagi gadis lugu yang hanya bisa di pingit di rumah dengan segala aturan kolot kebiasaan keluargaku. Kota yang akan membebaskanku berteman dengan laki-laki manapun yang kusukai dan tentunya baik untukku. Termasuk mengenalmu, Ji.
Dan seiring berjalannya waktu, aku semakin tahu banyak tentangmu. Tentang keluargamu yang harmonis, yang kadang membuatku iri. Keluarga yang penuh kedamaian yang tak pernah kudapatkan dirumahkku. Tentang Sifatmu yang lembut penuh kasih. Tentang tingkahmu yang penyabar.  Semua slide tentangmu membuatku terjatuh dalam pesonamu. Ku sadari,diri ini bukan lagi sekedar menyukaimu. Ada perasaan lebih bersarang di hatiku, Ji. Aku mencintaimu, aku mencintaimu.
Terlalu cepatkah ku ikrarkan hati ini untuk mencintaimu????
Ji, tak kusalahkan diri ini jika akhirnya aku jatuh hati kepadamu. Terlebih kau selalu mengistimewakanku. Menyayangiku, memperlakukanku penuh kasih. Perlakuan seorang lelaki yang tak pernah kulihat dimata lelaki manapun. Sorot matamu penuh cinta, Ji. Mungkinkah  aku kegeeran. TIDAK.
 Aku merasa kau juga mencintaiku, Ji. Kau membalas cintaku.
Aku tahu  terlalu cepat kuputuskan hatiku untuk sepenuhnya dimilikimu, Ji. Aku tak mengerti dan takan ku pahami. Semua berjalan semaunya tanpa kendali.
Lalu sebuah kecupanmu  membekas dalam dikeningku, Ji.
Hingga, waktu menunjukan semua, kamu memilih hatiku. Dan menyelipkan namaku dalam setiap doa mu, untuk TUHAN restui.
Kamu anggap aku tulang rusukmu yang sudah TUHAN persiapkan untukmu. Benarkah kamu tulang rusukku itu, seperti janji-janji yang kamu ucapkan padaku. Entahlah. Kita  bukan Tuhan, yang bisa mengabulkan semua keinginan. Kita hanya manusia, Ji.
Kadang aku hanya dibuat senyum, dengan khayalan indah kita tentang sebuah keluarga. Keluarga yang kelak akan menghiasi rumah mungil  penuh cinta. Keluarga yang akan membuat keriangan di hari tua kedua oarngtua kita. Keluarga yang akan melahirkan pangeran dan bidadari yang memanggil kita ayah-bunda. Akh, ini terlalu jauh, Ji.
          Tapi, itulah yang selalu kita ukir disetiap duduk berdua. Menatap langit cerah penuh tawa. Angan kita membumbung tinggi, melayang sesuka hati di bawa awan putih. Perlahan kau rapatkan dudukmu disampingku, memeluku erat. Dan matahari hanya menyeringai menatap kita yang kasmaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar