Senin, 15 April 2013

DAN INI SAATNYA, AKU JUGA LELAKIKU

Adalah bahagiaku menjelma.
Dihadapanmu yang merentangkan tangan menyambutku dalam tulus cintamu. Terulas senyum dibibirku juga bibirmu. Teriingi basah air mata bahagia. Mata yang tak pernah alfa kau kecup saban mentari muncul dan kembali tengglem.  Mata yang tak pernah kau biarkan lagi untuk melihat luka. Mata yang kau jaga agar tak ada kecewa tercipta. Dan pelan sekali kau daratkan bibir tipismu pada bibirku yang telah lelah berucap cinta dalam kebisuan. Kecupanmu manis dan hangat merengkuh aku dalam mesra erat pelukmu.
Aku tak percaya hangatmu memberikan bahagia untuk jiwaku yang juga tulus mencintaimu. Jiwa yang hampir menyerah dan lupa cinta itu ada. Jiwa yang telah lelah berdiri, berlari, mematung dan berhenti mengejar matahari untuk siangku. Bintang dan bulan untuk malamku. Dan pelangi untuk hari-hari indahku. Jiwa yang sempat kau patahkan dalam alunan kebohonganmu.
Kini kau menjelama malaikat, datang membawakan sayap bertabur sejuta senyum kebahagiaan. Kau mengajaku terbang menikmati langit  biru,  bercengkrama dengan  iringan burung-burung juga melodi harmoni awan putih.
Lelakiku seperti hujan disiang bolong lalu datang  memunculkan pelangi indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar