<!--[if gte mso 10]>
<!-->Embun dan hangatnya mentari pagi ini sepertinya
akan menjadi sapaan pilu yang menyakitkan. Saat mata masih
terjaga, lelakiku membangunkanku untuk melaksanakan salat subuh. Wajahnya
Nampak segar sepertinya ia habis mandi. Akh, tumben sekali lelakiku sudah mandi sepagi ini.
“Owkh, mungkin karena semalam pulangnya terlalu larut sehingga
tidak sempat mandi,
jadi sepagi ini ia sudah mandi” pikirku kalem.
Setelah salat aku tiduran kembali, malas-malasan dan
ingin rasanya kembali menarik selimut dan tertidur pulas.
“Kamu baca sms ini yah,” tiba-tiba lelakiku
menyodorkan hp nokia tipe X1 nya padaku.
“Emangnya
ada apa?,” kubaca isi sms itu.
“Aku
ingin kita bertemu di stadion pagi ini,”
itulah deretan kalimat yang di kirim wanita itu selebihnya aku tak mau
membacanya.
Setelah kubaca semua sms itu, ada rasa sesak didadaku.
Ada rasa enggan untuk mengizinkan lelakiku
pergi menemui wanita itu. Tapi apalah dayaku, aku tak mungkin setega itu
melarang lelakiku menemui wanita yang juga menyayanginya. Wanita yang mungkin
mengganggapku sebagai benalu dalam hubungan mereka, atau
bahkan perusak kebahagiannya. Wanita itu wanita yang
bersamaan juga dimiliki lelakiku sebelum akhirnya lelakiku
memilih aku seutuhnya.
“Bagaimana menurutmu, apa aku temui wanita itu,”
tanyanya dengan raut wajah sendu.
Aku menarik nafas sedikit panjang dan dalam, ku
pejamkan mata dan..............aku tak mampu berkomentar.
“Ayo dong jawab, apa aku temui dia. Jawab !!!!!!
Jika kamu mau aku tak menemuinya, tak
mengapa aku takan pergi,” suaranya bergetar dan memelas.
Sekali lagi aku hanya diam membisu, hanya sedikit
anggukan kepala yang hampir tak mampu ku lakukan.
“Pergilah,
aku tahu dia sedang membutuhkanmu. Dia sedang sakit,” ucapku getir.
“Aku
berangkat yah,” pamitnya seraya memeluk dan mengecup keningku erat dan dalam.
Tak kuasa kutahan air mataku. Kurelakan lelakiku pergi
bersama sejuknya embun pagi ini.
Aku hanya kembali mengutuk diriku sendiri. Pantaskah
rasa itu seutuhnya aku miliki. Sementara wanita itu jelas lebih membutuhkannya.
Kubenamkan tubuhkku dalam bantal dan kembali menangis melanjutkan sisa airmata
kemarin yang sempat mengering sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar