Rabu, 27 Februari 2013

Lope-lope tapi Pete-pete


Oh, wow. Kalau diucap berulang-ulang, lucu badai ya lope-lope tapi pete-pete? Ups, baru dengar istilah ini Sob. Yuk kulik.
Istilah ini memang masih asing. Secara, kalau dikulik lebih dalam ala-ala setajam golok Ciomas, istilah ini cocok banget buat pasangan yang mandiri abis. Biasanya, kalau pacaran tuh selalu ingin dibayari. Tapi ini mah malah bayar sendiri alias bayar masin-masing. Alhasil ya pete-pete gitu deh.
Masih belum ngeh juga, Sob-X? Misalnya mau hangout. Tapi cowok kamu (buat yang cewek nih) langsung bilang, “Beib, kamu bayar sendiri ya.” Atau, “Beb, kita bayar masing-masing ya?”
We o we nggak tuh. Kesannya si cowok pelit banget ya Sob-X? Tapi berbeda kalau pernyataan pete-pete ini keluar dari bibir si cewek. Kesannya juga lain. Misalnya, pas mau dibayari, si cewek langsung bilang, “Beb, aku bayar sendiri aja ya.” Duhh, baik banget nih cewek, perhatian. Tahu aja kalau cowoknya bokek sekarat, hehe. Gimana dengan kamu?
Pian Kavy Via, yang pernah ngalamin punya cowok pete-pete berkoar nih. Menurut pengalaman doi, pacar kayak gini kadang bikin bete sampai nggak hilang tujuh hari.
“Malu banget dong, saat kita makan atau jalan ujung-ujungnya cowok kita bilang, kamu yang bayarin yah. Huh, rasanya empet banget dah. Kalau kita yang ngajak jalan sih nggak masalah ngebayarin, lah kalau dia yang ngajak jalan kan nggak banget. Mending nih kalau kantong kita tebel, kalau lagi tipis kan jadinya miris,” curcol kelahiran 1991 ini.
Lebih parahnya Sob-X, pas double date. Yang menjengkelkan, pasangan Sob-X malah minta temennya yang bayarin atau bayar setengahnya. Haduh, nggak banget kan? Inginnya sih happy tapi nggak mau berkorban alias ber modal. Jadi terpikir dong, si cowok ini pelit atau beneran boke yah. Haha. Menurutmu?
Ulala yeye, Mira Witasari bilang, sebagai pacar yang baik harus mengerti dan tahu pasti kondisi cowoknya. “Kalau udah biasa minta dibayari atau bilang kita pete-pete, itu sih udah kelewat wajar, mending tinggalin. Cinta sih cinta, tapi nggak gini-gini juga kali, haha. Tapi kalau cuma sesekali, yah wajarin aja. Mungkin lagi beneran boke, hee,” ucap mahasiswi Akper Yatna Yuana Lebak ini bijak.
Hmmm, lope-lope tapi pete-pete emang lucu Sob. Selucu namanya. Tapi nggak segitunya kali ya. Kalau kita saling mengerti mah, nggak masalah dong saling berbagi asal jangan keseringan aja minta dibagi.
Asal tahu Sob, dalam menjalin hubungan bukan hanya mikirin materi? But, bagaimana harus bisa saling mengerti dan memahami pasangannya.
Lope-lope tapi pete-pete bisa dikurangi dengan saling terbuka dan berbagi. Supaya nggak salah paham gitu deh. Selain itu, nggak merugikan sebelah pihak. Oke deh, salam ya buat pasangan yang lope-lope tapi masih pete-pete. Semoga cepet insyaf, hehe.

Peduli Dunia Anak


Anesa Nestiana Agustina
Ramah dan penuh simpati. Inilah tanggapan pertama saat bertemu cewek bernama lengkap Anesa Nestiana Agustina yang dinobatkan sebagai sebagai duta anak Provinsi Banten. Siswi SMAN 3 Rangkasbitung, Lebak ini, memang cocok banget dinobatkan duta anak karena dalam kesehariannya selalu peduli pada dunia anak khususnya anak di Lebak.
Cewek yang memiliki segudang prestasi di antaranya juara I lomba menulis naskah berita se-Kabupaten Lebak, juara III lomba cipta puisi, finalis Forum Anak Nasional, sebagai salah satu siswa berprestasi yang dipercaya menulis esai untuk Kabupaten Lebak dan masih banyak lagi ini memiliki misi yang mulia dalam meningkatkan kesejahteran hidup anak-anak yang kurang beruntung.
Anesa mengungkapkan, sangat prihatin pada kondisi anak-anak yang tidak bisa sekolah karena keadaan ekonomi yang kurang. Untuk itu ia membentuk komunitas Imah Urang yang menjadi wadah dalam mengumpulkan anak-anak untuk sama-sama belajar. Menurut Anes anak-anak ini memiliki potensi dan bakat yang bagus tinggal bagaimana diarahkannya saja.
“Kita biasa kumpul seminggu sekali dan tempatnya mana saja. Tempat ini selalu kita namakan Imah Urang. Tidak hanya anak-anak tapi orang tua pun selalu ikut belajar bersama. Di samping itu saya juga mengajarkan budaya permainan terdasional pada anak agar anak kenal dan cinta budaya tradisional,” ungkap Anesa.
Anesa yang duduk di bangku kelas tiga ini juga pernah berkunjung ke berbagai daerah di Lebak dalam mendata anak-anak yang kurang mampu. Mengusulkan akte gratis bagi mereka dan masih banyak kegitan lainnya.
“Saya berharap Forum Anak Daerah maupun Provinsi lebih peduli dan memperhatikan lag idunia anak sehingga tidak ada anak yang terlantar,” harap Anesa.

Kelas Fiksi Gali Proses Kreatif


Reni Erina saat gali proses kreatif di Rumah Dunia
Menulis karya baik cerpen, esai, artikel maupun novel dibutuhkan proses. Untuk itu pertemuan Kelas Menulis Rumah Dunia angkatan 21, dimulai dengan kelas fiksi dengan berlatih menggali proses kreatif dari penulis novel Maurin dan Peri pecicilan, Reni Erina, Minggu (17/2).
Reni Erina menjelaskan, proses kreatif dalam menulis sangat banyak, mulai dari menemukan dan mengembangkan ide, menentukan landasan karakter dan tokoh, pendalaman karakter, memasukkan tokoh tambahan, dan sebagainya. Menurutnya, ketika menulis seseorang harus tahu akan menulis apa, bagaimana menulis, dan untuk apa menulis.
“Tidak ada kebiasaan dalam menulis harus dimulai dari membuat judul atau ide terlebih dahulu. Mengalir saja, yang terpenting ketika menemukan ide harus segera ditulis dan dikembangakan,” ungkap Managing Editor majalah Story ini.
Reni menambahkan, dalam menulis biasakan membuat bagan atau kerangka karangan untuk mengarahkan tulisan. Selain itu, penulis harus menghadirkan tulisan yang memiliki kekuatan atau ciri khas.
“Setelah proses kreatif menulis di lewat dan memiliki naskah yang sudah jadi maka seorang penulis butuh apresiasi. Apresiasi ini tidak mesti langsung di terbitkan, tapi oleh orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat atau tetengga,” jelasnya.
Yana, salah satu peserta Kelas Menulis menuturkan, pelatihan ini memberikan banyak ilmu dan pembelajaran berharga. Salah satunya cara membuat kerangka karangan agar tulisan rapih dan sistematis.
“Pelatihan ini luar biasa banget bagi kita yang ingin bisa menulis. Nggak salah deh gabung di Rumah Dunia karena di sini kita bisa belajar banyak dari penulis-penulis hebat,” ungkapnya.

Open House sebagai Eksistensi Yayasan


Ketua dan pengurus Yayasan Lapenta 
foto bersama tamu undangan, Sabtu (9/2).
SERANG - Yayasan Lembaga Pendidikan Tirtayasa Banten, terus menunjukkan eksistensinya terhadap dunia pendidikan di Banten dengan memberikan kontribusi sistem pendidikan yang menekankan pada keilmuan Islam dan teknologi. Eksistensi ini dikenalkan Yayasan Lapenta pada open house yang digelar mulai dari 4-9 Februari dengan mengikutsertakan 250 peserta dari 14 TK dan 14 SD se-wilayah Serang.
Dalam kesempatan open house yang kali pertama digelar dalam satu kepanitian dari masing-masing unit lembaga pendidikan Tirtayasa ini, dihadiri tamu undangan dari kampus Untirta dan Dinas Pendidikan, pihak sponsor serta seluruh pengurus Lapenta. Pada puncak acara, Sabtu (9/2), Ketua Yayasan Lapenta Tb Yayat Sukiat menuturkan, open house ini merupakan acara regulasi promosi informasi mengenai program dan kegiatan di sekolah. Kegiatan tersebut juga bertujuan melatih percaya diri anak dan memacu kreatifitas anak dengan diadakan aneka lomba yang menyenangkan seperti olahraga, kesenian, dan wawasan pengetahuan.
“Lapenta merupakan yayasan yang mengelola dan menaungi pendidikan mulai dari Play Grup hingga SMA. Kami terus memotivasi mengembangkan kreativitas dan menjaring anak-anak berprestasi. Potensi yang dimiliki Lapenta perlu dukangan dari semua pihak agar tercipta pendidikan berkarakter dan berakhlak mulia melalui wawasan keislaman dan teknologi informasi tersebut,” ungkap Yayat seusai acara.
Ketua Pelaksana Hilda Noviyani mengungkapkan, kegiatan yang bertemakan 'Mengembangkan Kreativitas Anak Indonesia yang Berkarakter dan Berakhlak Mulia' ini menggelar pelombaan seperti futsal, fashion show, cerdas cermat, mewarnai dan hafalan doa. Hilda menuturkan, kegiatan ini juga sebagai ajakan pada masyarakat luas untuk terus peduli pada pendidikan anak.
“Dalam kegiatan ini anak-anak bisa mengeksplor bakat dan kemampuannya dengan percaya diri berani tampil dan berkreativitas. Penampilan ini mulai dari pidato bahasa Inggris, Mandarin, seni tari dan musik. Kami berharap, sarana dan prasarana yayasan semakin maju dan berkembang. Kurikulum pembelajaran pun menggunakan notebook dan wifi,” ungkapnya.

Arcapala Konsisten Cintai Alam

Arcapala saat membantu pasca korban banjir



Alam menjadi wadah yang sangat vital dalam menaungi kehidupan makhluk di bumi. Sudah selayaknya menjaga keasrian dan ke alamian alam adalah tanggungkawab semua pihak tanpa terkecuali. Sehingga tidak lagi adanya bencana alam yang di timbulkan karena kerusakan alam tersebut.
Untuk itu komunitas Arah Cakrawala Pecinta Alam (Arcapala) Banten, konsisten menjaga dan mencintai alam dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatannya, komunitas yang baru diresmikan 2 September 2012 ini sudah banyak memberikan kontribusi pada masyarakat baik dalam menyosialisaikan tentang alam atau pun ikut serta dalam membantu penanggulangan dan korban banjir. Kegiatan lainnya yaitu melakukan operasi bersih dan mengadakan reboisasi.
Ketua umum Arcapala Muhamad Riezky Novtriansyah mengungkapkan, komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang stastus ini terbentuk dari keprihatinan terhadap keadaan alam khususnya di Banten yang sedang mengalamai masa transisi. “Kami menjembatani dan menjadi fasilitator bagi masyarakat dan berupaya membangun serta menumbuhkan kembali kecintaan pada alam. Seperti moto kami yaitu dalam perbedaan satu hati, satu tujuan, cintai dan lestarikan alam kami terus konsisten melestarikan alam,” ungkap lelaki yang biasa disapa Kiwil ini.
Sekretaris Umum Arcapala Devit Liawanto menambahakan, komunitas yang beranggotakan 13 orang ini memiliki wacana mengadakan penanaman pohon, pembibitan, penelitian, membuat apotik hidup, melakukan kerja sama dengan LSM untuk membentuk hukum lingkungan hidup agar tidak terjadi lagi perusakan alam dan masih banyak agneda lainnya.
“Kami turut bergerak membantu pemerintah dalam penanganan kerusakan alam salah satunya memberikan kesadaran pada generasi muda tentang pentingnya alam bagi kehidupan,” tambahnya.

Memotivasi Anak Cerdas dan Kreatif


Penampilan tari pada Gemes episode 1 yang syuting
 di Studio Barayatv, Selasa (29/1).
Saat ini, anak-anak semakin asyik dengan kecanggihan teknologi. Kadang, orangtua malah bangga saat anak-anaknya bermain laptop atau ipad.
Kekhawatiran dan kerinduan pada dunia anak inilah yang menjadi alasan Pusat Pengembangan Kreativitas Anak, sanggar Estikantara Kota Serang mengadakan program hiburan Gemes atau Gembira Membangun Semangat. Program pelatihan dan pengembangan bakat anak bekerja sama dengan BarayaTv, Dinas Pendidikan Kota Serang, dan sekolah se-Kota Serang ini rencananya mulai tayang Sabtu (2/2). Syuting perdana dilakukan Selasa (29/1).
Pimpinan sanggar Hanindyasita bilang, program ini untuk mengordinir orangtua agar ikut terlibat langsung dalam melatih dan mengembangkan bakat anak. Sanggar ini juga memfasilitasi segala kebutuhan anak dalam mengembangkan bakatnya baik fasilitas gedung atau pun peralatan kebutuhan latihan lainnya. Sehingga, masyarakat tidak lagi perlu khawatir kehilangan pengembangan diri pada dunia anak. Salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah melatih anak dalam seni tari, menyanyi, akting, dan presenter televisi. Hasil latihan dan karya anak-anak ini ditayangkan di BarayaTv.
“Dunia seni diharapkan dapat bersinergi dengan psikologi anak, sehingga anak bisa tumbuh sesuai perkembangannya, anak menjadi cerdas dan kreatif berkarya. Hal ini juga untuk memfilterisasi agar anak tidak menirukan kehidupan orang dewasa yang jauh diatas perkembangan umurnya,” tuturnya setelah syuting di Studio BarayTv, Selasa (29/1).
Dalam tayangan perdana, menghadirkan kreasi guru dan siswa seperti opera dan berbagai macam tari dari SDN Cipocok Jaya 1 dan TK Melati komplek Korem Cilaku. “Saya berharap, khususnya BarayaTv bisa menjembatani tayangan-tayangan acara anak yang mendidik dan menghibur. Sehingga anak merasa memiliki dan punya wadah untuk menyalurkan bakat serta mengeksplor kemampuan mereka dalam dunianya. Semoga ke depannya penayangannya tidak hanya merangkul sekolah-sekolah di Kota Serang, tapi seluruh Banten bisa ikut mengembangkan bakat anak-anak ini,” tambahnya.

Membangun Wawasan Kebangsaan



Anggota paskibra SMAN 2 Serang
Sob, merdeka dari penjajah bukan berarti kita bisa hidup hura-hura dan berpesta ria dengan sesuka hati loh. Apalagi kita sebagai generasi muda, jangan sampai terbiasa dengan peradaban dan kebudayaan hidup hedonis yang bisa mengikis nila-nilai nasionalisme. Hmm, mau dibawa kemana nih bangsa kita? Mau dijajah lagi.
So, sebagai generasi muda penerus bangsa sudah saatnya ikut berpartisipasi dan berperan aktif membangun negara. Salah satunya dengan menjadi angota pasukan pengibar bendera (paskibraka). Nah, sekarang kita buktikan rasa nasionalisme ini dalam pasukan pengibar bendera SMAN 2 Kota Serang yang terkenal dengan segudang prestasinya.
Yaps, Faiz Syafaat Arifin, Kordinator paskibra merasa bangga bisa ikut dan masuk dalam bagian keluarga besar paskibra SMA ini. Menurutnya, dalam pasukan ini setiap anggota tidak hanya dididik teknis baris-berbaris atau hanya mengibarkan bendera. Banyak hal yang jauh lebih penting yang mereka dapatkan yaitu rasa kecintaan pada sahabat dengan menjaga rasa solidaritas, peka terhadap lingkungan sosial, dan berbakti pada bangsa dan negara.
“Perjuangan untuk masuk anggota paskibra harus melewati banyak rintangan, salah satunya memiliki ketahanan fisik dan mental kuat, memiliki rasa disiplin yang tinggi serta ketegasan dan kecermatan. Jadi, anggota paskibra tidak asal kuat, tapi memiliki kualitas keilmuan dan rasa patroitisme tinggi,” ucap cowok kiyut ini, Jumat(25/1).
Bagi Faiz, paskibra juga sebagai media untuk menanamkan wawasan kebangsaan. Membangun tradisi dan perilaku yang positif bagi pelajar, karena kegiatan Paskibra mengisyaratkan pentingnya kedisiplinan, ketegasan, kecerdasan, dan kebersamaan.
“Dalam pengaderannya pun saya lebih menekankan pada mental tidak lagi tertuju pada sikap militer. Sehingga anggota paskibra SMAN2 Kota Serang cukup tangguh dan memiliki banyak prestasi dari segala bidang. Kita juga sering menjadi tuan rumah penyelenggara lomba kepaskibraan baik tingkat kota maupun provinsi,” katanya.